Keterangan:::

Senin, 09 Mei 2011

Sistem Starter

Sistem Starter
Suatu mesin tidak dapat mulai hidup (start) dengan serndirinya, maka mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol dan membantu untuk menghidupkan. Dari beberapa cara yang ada , mobil pada umumnya menggunakan motor listrik, digabungkan dengan magnetic switch yang memindahkan gigi pinion yang berputar ke ring gear yang dipasangkan ke pada bagian luar dari fly wheel, sehingga ring gear berputar ( dan juga poros engkol ). Motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecil yang tersedia pada baterai. Hal lain yang harus diperhatikan ialah bahwa motor starter harus sekecil mungkin. Untuk itulah , motor serie DC (arus searah) umumnya yang dipergunakan.

Motor Starter
Motor starter yang dipergunakan pada automobile dilengkapi dengan magnetic switch yang memindahkan gigi yang berputar (selanjutnya disebut gigi pinion ) untuk berkaitan atau lepas dari ring gear yang dipasangkan mengelilingi fly wheel (roda gila) yang dibuat pada poros enngkol. Saat ini kita mengenal dua tipe motor starter yang digunakan pada kendaraan atau truck-truck kecil, yaitu motor starter konvensional dan reduksi. Mobil-mobil yang dirancang untuk dipergunakan pada daerah dingin mempergunakan motor starter tipe reduksi, yang dapat menghasilkan momen yang lebih besar yang diperlukan untuk mensart mesin pada cuaca dingin. Motor starter tipe ini dapat menghasilkan momen yang lebih besar dari pada motor starter konvensional untuk ukuran dan berat yang sama., saat ini mobil cenderung mempergunakan tipe ini meskipun untuk daerah yang panas. Pada umumnya motor starter digolongkan (diukur) berdasarkan output nominalnya (dalam KW) makin besar output makin besar kemampuan starternya

Yoke dan Pole Core
Yoke dibuat dari logam yang berbentuk silinder dan berfungsi sebagai tempat pole core yang diikat dengan sekrup.Pole core berfungsi sebagai penopang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil.

Armature dan Shaft
Armature terdiri dari sebatang besi yang berbentuk silindris dan diberi slot- slot,poros,komulator serta kumparan armature. Dan berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik, dalam bentuk gerak putar.


Brush
Brush terbuat dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Umumnya sarter memiliki empat buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua.
  • Dua buah disebut dengan brush positif.
  • Dua buah disebut dengan brush negatif

Armature Brake
Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan dengan roda penerus.

Drive Lever
Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear kea rah posisi berkaitan dengan roda penerus. Dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.

Sarter Clutch
Sarter clutch berfugsi untuk memindahkan momen punter saft kepada roda penerus, sehingga dapat berputar.Sarter clutch juga berfungsi sebagai pengaman dari armature coil bilamana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear

Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Sakelar magnet digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari roda penerus, sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuit motor starter melalui teminal utama.

Pada saat motor Switch On
Apabila starter switch diputar ke posisi ON, maka arus baterai mengalir melalui hold in coil ke massa dan dilain pihak pull in coil, field coil dan ke massa melalui armature. Pada saat in hold dan pull in coil membentuk gaya magnet dengan arah yang sama, dikarenakan arah arus yang mengalir pada kedua kumparan tersebut sama.Seperti pada gambar diatas. Dari kejadian ini kontak plate (plunger) akan bergerak kea rah menutup main switch, sehingga drive lever bergerak menggeser starter clutch kea rah posisi berkaitan dengan ring gear. Untuk lebih jelas lagi aliran arusnya adalah sebagai berikut:

Baterai→terminal 50→hold in coil→massa
Baterai→terminal 50→pull in coil→field coil→armature→massa

Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat itu , relative kecil maka armature berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring gear menjadi lembut. Pada kendaraan ini kontak plate belum menutup main switch.


Pada saat Pinion Berkaitan Penuh
Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear , kontak plate akan mulai menutup main switch, lihat gambar diatas, pada saat ini arus akan mengalir sebagai berikut:

Baterai→terminal 50→hold in coil→massa
Baterai→main switch→terminal c→field coil→armature→massa

Seperti pada gambar diatas di terminal C ada arus , maka arus dari pull in coil tidak dapat mengalir, akibatnya kontak plate ditahan oleh kemagnetan hold in coil saja. Bersama dengan itu arus yang besar akan mengalir dari baterai ke field coil→armature→massa melalui main switch. Akibatnya starter dapat menghasilkan momen punter yang besar yang digunakan memutarkan ring gear. Bilaman mesin sudah mulai hidup, ring gear akan memutarkan armature melalui pinion.Untuk menghindari kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka kopling sarter akan membebaskan dan melindungi armature dari putaran yang berlebihan.


Pada saat starter Switcf OFF.
Sesudah starter switch dihidupkan ke posisi off, dan main switch dalam keadaan belum membuka (belum bebas dari kontak plate).Maka aliran arusnya sebagai berikut:

Baterai→terminal 30→main switch→terminal C
Field coil→armature→massa

Oleh karena starter switch off maka pull in coil dan hold in coil tidak mendapat arus dari teminal 50 melainkan dari teminal C.Sehingga aliran arusnya akan menjadi:

Baterai→terminal 30→main switch→terminal C
Pull in coil→Hold in coil→massa

Karena arus pull in coil berlawanan maka arah gaya magnet yang dihasilkan juga berlawanan sehingga kedua-duanya saling menghapuskan, hal iini mengakibatkan kekuatan return spring dapat mengembalikan kontak plate ke posisi semula.Dengan demikian drive lever menarik sarter clutch dan pinion gear terlepas dari perkaitan

SISTEM PENGISIAN

Batere dengan kapasitas tertentu, tidak memungkinkan dipakai

secara terus-menerus mensuplai kebutuhan listrik pada mesin atau
komponen lainnya pada mobil.

Oleh karena itu, pada mobil dibutuhkan
suatu sistem yang dapat mengisi batere kembali sekaiigus sebagai
sumber listrik yang mensuplai listrik langsung ke komponen
memerlukan pada saat mesin dihidupkan. Sistem ini disebut si
pengisian. Komporen—komponen utama sistem pengisian terdiri
batere, alternator; dem regulator, seperti ditunjukkan pada gambar

1. Alfernulor
Alternator adalah generator pembangkit listrik, yang mengubah 
energi mekanik dari putaran mesin menjadi tenaga listrik. Alternatif 
memsuplai kebutuhan listrik pada mobil sewaktu mesin hidup. Tetapi 
apabila jumlah pemakaian listrik lebih besar daripada yang dihasilin
alternator, maka batere lkut memikul beban kelistrikan tersebut
memperllhatkan konstruksi alternator, 



Alternator digerakkan oleh poros engkol melalui tali kipas
Dengan berputamya puli alternator, maka rotornya akan berputar 
menghasilkan arus listrik bolak-balik pada stator. Arus listrik bolak  
balik ini kemudian diubah menjadi arus searah oleh rangkaian dioda.
Bagian bagian alternator
a. PuIi
Puli berfungsi sebagai tempat tali kipas pemindah gerak putar dari poros engkol menjadi gerak putar rotor.
b. Kipas
Kipas berfungsi mendinginkan ramgkaian dioda dan kumparan
kumparan pada alternator.
c. Rotor
Didalam alternator, rotor merupakan bagian yang bergerak (berputar)
Pada rotor terdapat kumparan rotor yang berfungsi menimbulkan kemagnetan. Kutu kuku pada rotor berfungsi sebagai  kutub-kutub magnet dan dua slip ring berfungsi sebagai perantara penyaluran listrik ke kumparan rotor. Perhatikan
d. Stator


Stator
terdiri atas stator core (inti) dan kumparan
stator yang diletakkan pada frame depan dan belakang. Stator core
buat dari beberapa lapisan pelat besi tipis dan mempunyai alur pada
bagian dalamnya untuk menempatkan kumparan stator. Stator
akan mengalirkan fluks magnetik yang disuplai oleh inti rotor sedemikian
rupa, sehingga fluks magnet akan menghasilkan efek maksimum.
pada saat melalui kumparan stator.

e. End frame · 
Pada end frame terdapat stator dan rotor serta lubang-lubang 
untuk mangalirkan udara pendingin.

f. Rectifier
Rectifier merupakan rangkaian 6 atau 8 dioda sedernikian rupa,
yang berfungsi mengubah arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan
menjadi arus searah (DC).

g. Regulator
Regulator berfungsi mengatur besar arus listrik yang masuk ke
dalam kumparan rotor, sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator
tetap (konstan) sesuai dengan harga yang telah ditentukan, walaupun putaran mesin yang menggerakkan berubah-ubah. Di samping itu regulator juga berfungsi pengisian pada batere apabila batere telah penuh dan alternator sudah dapat menyuplai arus listrik sendiri ke bagian yang memerlukan arus listrik.



Ada dua tipe regulator, yaitu tipe point
dan tipe tanpa poin (biasa disebut IC regulator;
 IC regulator memiliki ciri tertentu, yaitu :
- Ukurannya kecil dan outputnya tinggi.
- Tidak memerlukan penyetelan voltase (tegangan).
- Mempunyai sifat kompensasi temperatur untuk kontrol tegangan saat pengisian batere dan suplai ke lampu-lampu.

Minggu, 08 Mei 2011

Sistem Rem poda mobil


Sistem Rem poda mobil

brakelayout.jpg
Sistem rem pada kendaraan merupakan salah satu komponen penting keamanan dalam berkendara, tidak berfungsinya rem dapat menimbulkan bahaya, dan ini penting sekali dalam pekerjaan membongkar, memeriksa, menyetel dan memperbaiki serta merakitnya dengan secermat mungkin. Adapun fungsi dari sistem rem itu sendiri adalah :
1.        Untuk mengurangi kecepatan sampai menghentikan kendaraan.
2.        Mengontrol kecepatan selama berkendara.
3.        Untuk menahan kendaraan pada saat parkir dan berhenti pada jalan yang menurun atau menanjak.
buku_informasi0004.jpgbuku_informasi0005.jpg
Prinsip kerja sistem rem adalah mengubah tenaga kinetik menjadi panas dengan cara menggesekan dua buah logam pada benda yang berputar sehingga putarannya akan melambat. Oleh sebab itu komponen rem yang bergesekan ini harus tahan terhadap gesekan (tidak mudah aus), tahan panas dan tidak mudah berubah bentuk pada saat bekerja dalam suhu tinggi. Sistem rem mobil diklasifikasikan berdasar :
  • Lokasi pemasangan : pada roda (wheel brake) dan Propeller shaft (center brake)
  • prosedur operasi : Manual type (parking brakes) dan foot pressure brakes (servis brakes)
  • Kontruksi : Internal expansion (drum brakes), external expansion, Disk brakes
  • Mekanisme : Mechanikal types, Hydraulic types, Pneumatic Types, Vacuum types, Exhaust brakes.
Sistem rem hidraulis
Sistem rem hidraulis adalah sistem rem yang mekanisme pemindahan tenaga dari pengemudi menggunakan media fluida (cairan/minyak) untuk melakukan pengereman pada roda. Komponen utama dari sistem rem hidraulis terdiri dari Brake pedal, brake booster, master cylinder, brake pipe, proportioning valve, caliper(tipe disk brake), wheel cylinder (tipe drum brake).
brksconv.jpg
Brake booster
Pada mobil untuk melakukan pengereman pada keempat roda hanya dilakukan pada satu brake pedal, sehingga dapat anda bayangkan betapa beratnya kerja brake pedal untuk memperbesar tekanan dari pengemudi. Oleh sebab itu dibutuhkan komponen tambahan yaitu brake booster yang berfungsi untuk memperingan kerja pedal dengan meningkatkan tenaga pengemudi empat sampai lima kali lipat memanfaatkan kevakuman intake manifold pada saat mesin hidup.
Prinsip kerja brake booster memanfaatkan tenaga kevakuman yang di hasilkan oleh intake manifold pada saat mesin hidup, Seperti yang terdapat pada gambar diatas, terdapat 2 chamber (vacuum chamber dan Variable pressure chamber) pada booster yang masing-masing dipisahkan oleh diaphragm. Input shaft(operating rod) berhubungan dengan brake pedal dan mengatur buka tutupnya atmospheric vacuum port yang berhubungan dengan variable pressure chamber. Fulcrum plate menempel pada diaphragm ditahan oleh spring dan berhubungan dengan master cylinder push rod. Kemudian Vacuum connection berhubungan dengan selang vacuum ke intake manifold.
Secara sederhana kerja brake booster yaitu…pada saat mesin hidup vacuum chamber akan terjadi kevakuman karena vacuum chamber dan variable pressure chamber tidak terbuka maka diapragm tidak akan mendorong fulcrum plate. to be  continued dulu yah……..
POWER STEERING
Posted on Maret 27, 2008 by liecklongley
Power steering merupakan salah satu pengembangan dari sistem kemudi yang fungsinya untuk mengurangi daya pengemudian, sehingga dapat memperingan operasi steering wheel. Daya pengemudian (steering effort) umumnya 20 N sampai 39 N, beberapa sistem memasukan pertimbangan khusus untuk mengurangi steering effort selama pengoperasian kecepatan rendah dan meningkatkan steering effort selama pengoperasian kecepatan tinggi.

Penggunaan power steering memberikan beberapa keuntungan seperti :
1.        mengurangi steering effort
2.        Kestabilan yang sangat tinggi selama pengemudian
3.        Mengurangi guncangan dari ketidak rataan permukaan jalan yang di salurkan pada steering wheel.
Power steering mempunyai dua tipe peralatan yaitu tipe hidraulis yang menggunakan tenaga mesin, dan yang lainnya menggunakan motor listrik atau biasa di sebut Electric Power Steering (EPS). Pada power steering yang menggunakan tenaga mesin , tenaga mesin di pakai untuk menggerakkan pompa, sedangkan pada jenis yang menggunakan motor listrik, pompa digerakkan oleh motor listrik. Keduanya sama – sama bertujuan untuk membangkitkan tekanan hidraulis yang dipakai untuk menggerakkan torak pada power cylinder dan memberikkan tambahan tenaga pada pinion dan rack.
Syarat sebuah power steering harus sesuai dengan gaya pengemudian dimana pada saat kecepatan rendah usaha pengemudian harus lebih rendah (ringan) dan semakin tinggi kecepatan kendaraan, maka usaha yang diperlukan untuk pengemudian harus semakin kecil. Untuk memperoleh gaya kemudi yang sesuai, beberapa mobil memiliki power steering dengan peralatan khusus yang dipasang pada pompa (vane pump) atau gear housing.
Power steering yang menggunakan sensor yang terpasang pada gear housing merupakan tipe power steering dengan sensor kecepatan kendaraan, dimana kecepatan kendaraan dideteksi dengan speed sensor dan tekanan fluida yang bekerja pada pompa akan berubah ubah berdasarkan sensor kecepatan.
Power steering yang menggunakan sensor yang terpasang pada vane pump merupakan tipe pwer steering dengan sensor putaran mesin (RPM). Pada tipe pengindera rpm mesin, di atas kecepatan tertentu volume aliran fluida diturunkan sehingga tekanan yang bekerja pada pompa akan berkurang.
Peralatan power steering hidraulis terdiri dari :
1.        Vane pump yang berfungsi untuk membangkitkan tekanan hidraulis dan di gerakkan oleh mesin atau motor listrik. Pada bagian vane pump terdiri dari pump body, pump reservoir, flow control valve dan Idle up mechanism.vane.jpg
2.        Control Valve yang ditempatkan pada gear housing dan berfungsi untuk mengatur dan mengontrol tekanan hidraulis yang akan di salurkan ke power cylinder, control valve ini di atur oleh main shaft yang digerakkan oleh steering wheel. Jenis control valve ada tiga jenis yaitu Flapper valve type (untuk tipe recirculating ball), Rotary valve type dan Spool valve type (untuk tipe rack n pinion).
  1. Power cylinder berfungsi untuk mengubah tekanan hidraulis menjadi gerakan mekanis dengan cara meneruskan tekanan hidraulis dari control valve ke rack end (steering lingkage).

Sistem Rem

Sistem Rem

brakelayout.jpg
Sistem rem pada kendaraan merupakan salah satu komponen penting keamanan dalam berkendara, tidak berfungsinya rem dapat menimbulkan bahaya, dan ini penting sekali dalam pekerjaan membongkar, memeriksa, menyetel dan memperbaiki serta merakitnya dengan secermat mungkin. Adapun fungsi dari sistem rem itu sendiri adalah :
  1. Untuk mengurangi kecepatan sampai menghentikan kendaraan.
  2. Mengontrol kecepatan selama berkendara.
  3. Untuk menahan kendaraan pada saat parkir dan berhenti pada jalan yang menurun atau menanjak.
buku_informasi0004.jpg buku_informasi0005.jpg
Prinsip kerja sistem rem adalah mengubah tenaga kinetik menjadi panas dengan cara menggesekan dua buah logam pada benda yang berputar sehingga putarannya akan melambat. Oleh sebab itu komponen rem yang bergesekan ini harus tahan terhadap gesekan (tidak mudah aus), tahan panas dan tidak mudah berubah bentuk pada saat bekerja dalam suhu tinggi. Sistem rem mobil diklasifikasikan berdasar :
  • Lokasi pemasangan : pada roda (wheel brake) dan Propeller shaft (center brake)
  • prosedur operasi : Manual type (parking brakes) dan foot pressure brakes (servis brakes)
  • Kontruksi : Internal expansion (drum brakes), external expansion, Disk brakes
  • Mekanisme : Mechanikal types, Hydraulic types, Pneumatic Types, Vacuum types, Exhaust brakes.
Sistem rem hidraulis
Sistem rem hidraulis adalah sistem rem yang mekanisme pemindahan tenaga dari pengemudi menggunakan media fluida (cairan/minyak) untuk melakukan pengereman pada roda. Komponen utama dari sistem rem hidraulis terdiri dari Brake pedal, brake booster, master cylinder, brake pipe, proportioning valve, caliper(tipe disk brake), wheel cylinder (tipe drum brake).
brksconv.jpg
Brake booster
Pada mobil untuk melakukan pengereman pada keempat roda hanya dilakukan pada satu brake pedal, sehingga dapat anda bayangkan betapa beratnya kerja brake pedal untuk memperbesar tekanan dari pengemudi. Oleh sebab itu dibutuhkan komponen tambahan yaitu brake booster yang berfungsi untuk memperingan kerja pedal dengan meningkatkan tenaga pengemudi empat sampai lima kali lipat memanfaatkan kevakuman intake manifold pada saat mesin hidup.
booster.gif                         booster.jpg
Prinsip kerja brake booster memanfaatkan tenaga kevakuman yang di hasilkan oleh intake manifold pada saat mesin hidup, Seperti yang terdapat pada gambar diatas, terdapat 2 chamber (vacuum chamber dan Variable pressure chamber) pada booster yang masing-masing dipisahkan oleh diaphragm. Input shaft(operating rod) berhubungan dengan brake pedal dan mengatur buka tutupnya atmospheric vacuum port yang berhubungan dengan variable pressure chamber. Fulcrum plate menempel pada diaphragm ditahan oleh spring dan berhubungan dengan master cylinder push rod. Kemudian Vacuum connection berhubungan dengan selang vacuum ke intake manifold.
Secara sederhana kerja brake booster yaitu…pada saat mesin hidup vacuum chamber akan terjadi kevakuman karena vacuum chamber dan variable pressure chamber tidak terbuka maka diapragm tidak akan mendorong fulcrum plate.

ENGINE TUNE UP CONVENSIONAL


Pekerjaan Uji Kompetensi bagi tenaga pendidik oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Teknisi Otomotif Indonesia (LSP-TO) sudah sering dilakukan di berbagai tempat di Indonesia. Tujuan dari pelaksanaan adalah memberikan kesempatan terhadap tenaga pendidik untuk mencapai kualitas skill/kompetensi yang diakui secara profesi melalui serangkaian job deskripsi yang dilalui dengan pencapaian yang di standartkan. Pengakuan pada setiap akhir job deskripsi diakui dengan sertifikat selama 3 tahun dan sesudahnya bisa dilakukan perpanjangan sertifikat. Pendidik di Sekolah Menengah Kejuruan jurusan Teknik Otomotif adalah tenaga pengajar yang diharuskan mempunyai kualitas keilmuan dan skill yang seimbang sehingga apa yang disampaikan kepada peserta didik akan memberikan kualitas yang baik. Bukan tidak mungkin tenaga pendidik di sekolah akan mengalami kendala karena kondisi peralatan praktek yang berbeda pada setiap sekolah. Di sinilah kesempatan kualitas kita akan diuji dengan baik. Dengan catatan pekerjaan yang kita lakukan dilaksanakan dengan sejujurnya sesuai KD pada job deskripsinya. Pelaksanaan praktek peserta akan dipandu oleh beberapa asesor dan 1 master asesor yang ditunjuk. 
Untuk Uji Kompetensi yang saya paparkan di sini adalah ETU-Convensional Engine Bensin. Rujukan kendaraan yang ditetapkan sabagai media adalah mobil Kijang seri 5K.

Adapun kompetensi yang diharapkan tercapai nantinya meliputi beberapa kompetensi dasar yaitu :
1. Melaksanakan Pemeliharaan/Service Komponen
2. Membaca dan memahami gambar teknik
3. Menggunakan dan memelihara alat ukur
4. Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
5. Menggunakan dan memelihara peralatan dan perlengkapan tempat kerja
6. Kontribusi komunikasi di tempat kerja
7. Melaksanakan operasi penanganan secara manual
8. Memelihara/service sistem pendingin dan komponen-komponennya
9. Memelihara/service sistem bahan bakar bensin
10. Memelihara /service sistem kontrol emisi
11. Menguji, memelihara/service dan mengganti baterai
12. Memperbaiki sistem pengapian

Bentuk pelaksanaan praktek bisa dilihat dalam Kompetensi Dasar dengan bukti unjuk kerjanya. Penilaian ini akan dilakukan silang penilaian oleh asesor yaitu Kriteria Unjuk Kerja yang dilakukan peserta.  

Dalam melakukan tune up pekerjaan satu dengan yang lainnya saling berhubungan dan untuk memperoleh hasil yang diharapkan sebaiknya pekerjaan ini dilakukan dengan mengikuti prosedur yang benar yaitu sesuai Standart Operation Procedure (SOP). 

PERSIAPAN TUNE UP
Persiapan Perlengkapan Keselamatan Kerja
- Fender cover, untuk melindungi fender kendaraan dari goresan maupun kotoran
- Grill cover, untuk menutupi bagian depan kendaraan
- Floor cover, untuk melindungi lantai kendaran bagian depan (diver)
- Seat cover, untuk melindungi tempat duduk bagian depan (driver)

Persiapan Peralatan Untuk Bekerja
- Hydrometer Bateray
- Multitester / AVO Meter
- Feller gauge 
- Tune Up Analizer (Tacho Meter, Dwell Tester dan Timing light)
- Emisi Tester / Emission Analyzer
- Kunci moment 
- Radiator and cup taster 
- Compression tester
- Volt meter
- Spring scale
- 1 Set Kunci Ring
- 1 Set Kunci Shock
- 1 Set Kunci Pas Ring
- Obeng (+) dan (-)
- Penggaris baja
- Sikat Baja 

Perlengkapan lain yang menunjang pekerjaan
- Compresor, air gun dan selang angin
- Oil pan/bak plastik
- Kain lap
- Tempat kerja bersih dan sirkulasi udara lancar
- Posisi tempat rata untuk kendaraan

PROSEDUR TUNE UP
Pekerjaan Tune up mesin bertujuan mengembalikan kondisi kendaraan kembali seperti semula (bertenaga), untuk menghasilkan seperti yang kita inginkan maka perlu melakukan pekerjaan tune up sesuai dengan prosedur yang benar yaitu :

Pekerjaan yang dilakukan pada saat mesin masih dingin
1. Pemeriksaan Minyak Pelumas Mesin
2. Pemeriksaan Sistem Pendingin
3. Pemeriksaan Tali Kipas
4. Pemeriksaan Saringan Bensin
5. Pemeriksaan Saringan Udara
6. Pemeriksaan Baterai
7. Pemeriksaan Sistem Pengapian

Pekerjaan yang dilakukan pada saat mesin bisa hidup/mesin hidup
1. Pemeriksaan Sudut Dwell/Dwell Angle
2. Pemeriksaan/penyetelan Putaran Idle
3. Pemeriksaan Saat Pengapian
 
Pekerjaan yang dilakukan pada saat mesin telah panas (temperatur kerja)
1. Pemeriksaan Celah Katup
2. Pemeriksaan Kerja Karburator
3. Pemeriksaan/penyetelan Putaran Idle
4. Pemeriksaan Tekanan Kompresi Silinder
5. Test Drive

Catatan :
- Kelompok pekerjaan tersebut harus dilakukan sesuai aturan dan bila pekerjaan pada kompetensi dasar belum selesai tidak boleh melakukan pekerjaan lain, di karenakan untuk menghindari kesalahan prosedur
- Pekerjaan Tes Kompresi dan Test Drive dilakukan bila kemampuan mesin tidak bertenaga/menurun atau diperlukan.

Sistem Pelumasan
Pemeriksaan Minyak Pelumas

Periksa kualitas pelumas
Periksavolume pelumas
Pemeriksaan minyak pelumas meliputi pemeriksaan ketinggian/volume minyak pelumas dan kualitas minyak pelumas dalam engine, bentuk pemeriksaannya adalah sebagai berikut :

Ketinggian minyak pelumas :
Tempatkan kendaraan ditempat yang rata
Apabila kendaraan habis perjalanan/panas, tunggu 30 menit
Apabila kendaraan dalam kondisi dingin hidupkan 1-3 menit kemudian matikan
Tarik batang pengukur minyak pelumas :
Periksa volume minyak pelumas, harus pada level F dan L pada batang pengukur, bersihkan kembali dengan kain lap, kemudian masukkan kembali dengan tepat.
Kualitas minyak pelumas :
Tarik kembali batang pengukur kemudian perhatikan : 
Periksa Viskositas (kekentalan minyak pelumas) dengan jari tangan
Periksa perubahan warna minyak pelumas 

Catatan :
Perubahan warna minyak pelumas : 
- Warna merah (tercampur bensin), warna kelabu (bercampur serbuk bantalan), warna susu (tercampur dengan air), warna coklat (bercampur dengan bensin)
- Kekentalan minyak pelumas sesuai kekentalan (SAE 20-30W/50) API/SE
- Bila terjadi pengurangan minyak pelumas periksa kondisi mesin, cek filter oli bila perlu lakukan pembongkaran dan penggantian saringan oli.

Sistem Pendinginan
Pemeriksaan Komponen Sistem Pendingin

Periksa kebocoran sistem pendingin
Periksa Tutup Radiator
Periksa selang radiator kemungkinan ada yang rusak, pecah, menggelembung atau kendor pengikatnya atau perlu diganti.
Periksa posisi klem apakah ada yang rusak, kendor atau tidak tepat posisinya.
Periksa Radiator dan sirip-siripnya atau kebocoran air.
Periksa kran penguras apakah kendor atau bocor.
Periksa kebocoran sistem pendingin (dengan Radiator Cup Tester) dengan tekanan ±1.2 Kg/cm2
Periksa tutup radiator (dengan Radiator Cup Tester). Dengan tekanan 0.6-1 Kg/cm2 

Periksa kualitas air pendingin
Periksa kualitas air pendingin. Menggunakan jari periksa kualitas air pendingin.
Periksa tangki cadangan (reservoir, air harus pada batas Max-Low)
Periksa Belt (Tali kipas dan kompresor, bila perlu di lepas), periksa dari kemungkinan :

- Retak
- Terkena oli
- Telah aus


Periksa ketinggian air pendingin


Periksa ketengangan belt
Periksa ketegangan belt
Kipas-Alter
nator :
Baru  = 5-7 mm
Lama = 7-11 mm
P. Engkol - Kompresor :
Baru  = 9-12 mm
Lama = 12-16 mm
Defleksi belt 10 kg (22lb)

Periksa suara bearing, pompa abnormal.
Periksa sirkulasi air pendingin (mesin panas & hidup).
Air pendingin diganti setiap 20.000 km (air biasa) atau setiap 40.000 km (air coolant)

Sistem Bahan Bakar
Periksa fuel filter
Pemeriksaan Filter Bensin
Prosedur pembersihan :
- Lepaskan saringan dari pengikatnya
- Perhatikan saluran masuk dan keluarnya
- Semprotkan udara dengan tekanan rendah dari saluran keluar ke saluran masuk 1 X
- Ulangi hal yang sama dari saluran masuk ke saluran keluar
- Ulangi hal yang sama kembali semprotkan udara dari saluran keluar ke saluran masuk
- Periksa, tiuplah dari arah saluran masuk ke saluran keluar, apabila ringan berarti saringan sudah bersih akan tetapi bila masih berat berarti saringan harus diganti dengan yang baru.

Pemeriksaan Filter Udara

Periksa Air Filter
Lepaskan klip pengunci tutup saringan udara (air cleaner) dan lepaskan tutup saringan udara. Keluarkan elemen dan periksa permukaan luar elemen untuk mengetahui kondisi elemen saringan udara.
Elemen saringan udara dibersihkan dengan jalan meniupkan udara yang bertekanan rendah. Udara diarahkan dari bagian dalam mengarah keluar, kemudian dari luar kedalam dan terakhir diarahkan dari dalam keluar.
Bila keadaan elemen sudah kotor, walaupun sudah dibersihkan, sebaiknya elemen ini diganti baru. Elemen saringan udara yang telah berlubang akan menyebabkan penyaringan udara ke kaburator menjadi terganggu. Abu dan kotoran yang turut masuk ke dalam kaburator dapat menyebabkan lubang-lubang kecil pada kaburator menjadi tersumbat dan ini akan mengganggu kerjanya karburator.

Catatan
Elemen saringan udara yang terbuat dari kertas tidak boleh dicuci dengan air, bensin atau cairan lainnya, dan selain itu juga elemen diusahakan agar tidak terkena gemuk. Demikian juga rumah filternya.

Sistem Pengapian

Sistem Pengapian Konvensional
Pemeriksaan Baterai

- Lepaskan kabel negatif (massa) terlebih dahulu, kemudian lepaskan kabel positifnya. Bila kabel positif dilepaskan terlebih dahulu akan terjadi percikan api, dan bila kunci pas yang digunakan menyentuh terminal atau body. Berhati-hati melepaskan kabel agar tidak merusak terminal, kendorkan mur pengikat kleman terlebih dahulu, kemudian tarik kabelnya ke atas.
- Angkat kotak baterai tegak lurus ke atas, dan jangan miring sebab elektrolit akan mengalir keluar. Bila anda membawa baterai posisikan kedua tangan dibawah kotak baterai.
- Karat pada terminal baterai. Bila terminal baterai berkarat bersihkan dengan air hangat, kemudian terminalnya diamplas atau disikat.
- Baterai yang rusak dan bocor tidak dapat diperbaiki lagi dan harus diganti baru.
- Pengikat klem baterai yang kendor atau berkarat terutama pada kabel starter yang berhubungan dengan baterai dan kabel massa kemungkinan perlu diperbaiki dan dibersihkan.
- Dudukkan baterai (tempat pemasangan baterai yang terdapat pada ruang mesin) bila keadaannya berkarat dan rusak perlu segera diperbaiki.
Periksa Visual Batt

Pemeriksaan baterai meliputi beberapa bagian, yaitu :
Periksa kotak baterai
Bersihkan kotak baterai periksa bagian atas, samping dan bawah kotak.
Periksa volume electrolite pada batas Upper dan Lowwer
Periksa lubang penguapan pada tutup baterai bila perlu bersihkan dengan kompresor

Periksa BJ Batt


Periksa berat jenis BJ electrolite dengan Hidrometer (standart 1,26-1,28 pada suhu 25oC
Periksa terminal baterai/pole baterai bersihkan dari kotoran gosok dengan amplas/sikat baja
Periksa tegangan baterai  dengan baterai tester, teg batt = 12,6 Volt

 Catatan :
Jangan mengetes baterai dengan menghubungkan terminal positip & negatip baterai dengan menggunakan logam/kabelSetelah penambahan air aki dengan air suling hidupkan mesin beberapa saat, baru kemudian periksa BJ nya


Pemeriksaan Busi

Periksa Busi
Periksa busi terhadap :

Keausan atau perubahan bentuk elektroda, kerusakan gasket, insulator pecah, celah elektroda tidak tepat, endapan oli, kerak karbon, keretakan pada insulator elektroda tengah.
Stel elektroda dengan standart celah 0,7-0,8 mm 


Catatan :
Tingkat panas busi dan celah elektroda berbeda menurut spesifikasi kendaraan masing-masing.

Periksa kabel busi/coil
Pemeriksaan Kabel Busi dan Kabel Teg. Tinggi Coil
Periksa kabel busi/coil dengan multitester dengan skala kilo Ohm, standart pemeriksaan tidak boleh melebihi 25 kOhm



Pemeriksaan Coil Pengapian
Pemeriksaan coil pengapian untuk mengetahui kondisi tahanan kumparan primer dan tahanan kumparan sekunder. Tahanan kumparan primer 1,3 - 1,6 Ohm (tanpa ballast) 1,5 - 1,6 Ω (dengan balast). Tahanan kumparan sekunder 10,7 - 14,5 kΩ (tanpa ballast), 13,7 - 18,5 kΩ (dengan ballast)


Pemeriksaan Distributor

Distributor
Periksa tutup distributor dari keausan terminal dan kerusakan rotor coil. Periksa tutup dari keretakan bila berkarat bersihkan dengan amplas.


Periksa tutup distributor
Pemeriksaan Sentripugal Advancer dan Vaccuum Advancer
Sentripugal advancer merupakan pemberat  yang letaknya di dalam distributor, pemeriksaannya adalah dengan menggeser rotor coil ke kanan, bila kembali ke posisi semula berarti kondisi governor masih baik.


Periksa vaccum advancer
Vaccum advancer pada Kijang seri 5K mempunyai double diafragma dan terdapat 2 lubang keluar. Untuk vaccum advancer melalui pemeriksaan menggunakan alat diafragma vaccum atau dengan cara memasang slang dan meniupnya sambil menutup salah satu lubangnya, bila octan selector bergerak berarti kondisi vaccum masih baik.


Periksa octan selector
Pemeriksaan condensor dan octan selector
Periksa condensor
Condensor diperiksa untuk mengetahui rusak tidaknya, set AVO meter pada skala Ohm bila jarum bergerak berarti condensor rusak dan minta diganti. Untuk octan selector diperisak guna menghasilkan ketepatan dalam penyetelan celah platina. Octan selctor akan memposisikan kedudukan piringan platina pada posisi yang tepat guna dimajukan saat pengapiannya oleh vaccum advancer.
Periksa/stel celah platina

Pemeriksaan dan Penyetelan Platina
Platina merupakan komponen yang berfungsi memutus dan menghubungan kumparan primer ke massa sehingga terjadi induksi tegangan tinggi di kumparan primer. Pada kesempatan yang lalu sudah saya paparkan tentang penyetelan platina dengan jelas. Penyetelan platina haruslah diperhatikan kondisi distributor baru atau sudah lama. Ini berhubungan dengan metode sederhana mencari ketepatan celah platina dan sudut dwell dan sering terjadi kesalahan. Apalagi dalam kondisi kompetesi atau uji kompetensi yang di batasi dengan alokasi waktu yaitu selama 90 menit.

Pemeriksaan tekanan kompresi
Tekanan kompresi mesin di cek dengan menggunakan compression tester, cek tekanan kompresi silinder 12 kg/cm2.

Lakukan :
- Panaskan mesin buka semua busi, pinjak pedal gas penuh. Pasang compression tester bergantian ke semua busi, starter mesin dengan putaran 250 rpm, dengan waktu beberapa detik.
- Apabila tekanan kompresi rendah, beri oli lewat lubang busi, bila diulang tekanan naik maka terjadi keausan. Bila tekanan rendah maka terjadi kebocoran silinder.

Pemeriksaan saat pengapian dan sudut dwell

Penyetelan kerja idle
Saat pengapian dan sudut dwell dilakukan dengan syarat :
- Penyetelan celah platina sudah dilakukan
- Untuk saat pengapian pasangkan alat timing light pada posisi yang tepat, cabut slang di vaccum advancer yang menuju manifold masuk kemudian tekuklah dengan menggunakan tangan. Kemudian sorot senter timing liht pada pulley engkol. Bila menunjuk angka 5-7 derajat berarti kondisi sudah tepat. Bila belum kendorkan distributor gerakkan distributor dengan pelan, bila sudah tercapai angka tadi kencangkan kembali baut distributor.
Periksa saat pengapian
Pasang slang kembali ke vaccum advancer, sorot kembali pulley engkol, angka di pulley akan menunjukkan 10-12 derajat. Berarti kondisi sudah tepat.
- Untuk sudut dwell pasangkan tacho/dwell tester, angka dalam alat tersebut akan menunjukkan hasil dari penyetelan platina, karena sudut dwell akan berbanding terbalik dengan besar kecilnya setelan celah platina. Standart yang ditetapkan adalah 52o ± 6o. Untuk rpm stel sementara untuk memperoleh idle aturan standart 750 ± 5 rpm.

Pengencangan baut kepala silinder dengan kunci momen

Baut kepala silinder dikencangkan dengan menggunakan kunci momen. Aturan pengencangannya adalah menyilang dari tengah menyilang sampai ke pinggir. Kegiatan pelaksanaan ini dilakukan saat mesin dingin dan sebelum penyetelan celah katup. 

Pemeriksaan dan penyetelan celah katup
Periksa/stel katup posisi TOP1
Periksa/stel katup posisi TOP4
Celah katup diperiksa dan bila perlu di stel bila ada yang kurang tepat atau berubah karena lamanya beroperasi di jalan. Celah katup IN = 0,2 mm dan EX = 0,3 mm. Posisikan pada TOP1 dengan memutar pulley tepat  pada tanda nol derajat. Cek kondisi rotor, rotor akan mengarah ke kabel busi no.1. Lakukan pengecekan dan penyetelan celah katup sesuai kondisi katup-katup yang bebas (sesuai gambar). Bila sudah dilakukan langkah selanjutnya adalah memutar pulley  1 kali putaran pas kembali di angka nol dan menunjuk TOP4 dimana rotor mengarah kabel busi no.4. Periksa dan stel katup-katup yang belum dstel.


Pemasangan dan penyetelan dengan alat Emission Analyzer 

Pengetesan gas buang sambil menyetel putaran idle, prosedur ini dilakukan setelah langkah-langkah di atas dirasa sudah mencapai nilai maksimal. Pemasangan alat ini akan menilai emisi gas buang dari kandungan CO, CO2, O2, HC. Deteksi rpm dan suhu juga bisa dilihat. 
Langkahnya :

- Hidupkan alat sampai sekitar 5 menit
- Kalibrasikan alat supaya menunjuk 0%
- Stel rpm dan campuran idle
- Masukkan/pasang probe ke ujung knalpot dengan kedalaman sekitar 30 cm
- Panaskan mesin sampai suhu kerja
- Naikkan gas/rpm mesin mendekati 1200 rpm selama 1-2 menit
- Tunggu penunjukkan angka yang tercapai
- Stel campuran bensin dan udara hingga tercapai ketepatan lamda, tidak boleh lebih dari nilai 2
- Setelah di rasa stabil penunjukkan angka di alat, lakukan print out hasilnya
- Selesai dan bisa di ulang bila menginginkan ketepatan yang lebih

Berbagai merk alat ini akan membedakan sedikit cara penggunaannya, lakukan petunjuk manual penggunaan alat dengan baik.



Catatan :
Pemeriksaan Emisi adalah berupaya menepatkan nilai campuran bahan bakar dan udara pada angka-angka yang diijinkan. Ini akan mengalami banyak kendala manakala kendaraan sudah berusia lebih dari 10 tahun. Nilai ketepatan pengukuran akan mengalami banyak trouble.



FINISHING
Laporkan pekerjaan anda pada asesor, dengan sebelumnya melakukan ceking akhir. Jangan lupa rapikan dan benahi semua pekerjaan dengan baik meliputi peralatan dan kerapian tempat kerja. 
Kiat :
Sebelum melakukan Uji Kompetensi haruslah diperhatikan mengenai pola latihan sebelum pelaksanaan. Karena akan sangat membantu setiap waktu yang akan anda hadapi dalam ujian. Walaupun pekerjaan anda rapi dan baik namun apabila waktunya melebihi target jelas akan  di diskualifikasi. Ataupun perkerjaan anda cepat namun prosedurnya salah maka akan ketinggalan salah satu item dalam kompetensi yang harus diselesaikan..